Dalam seri entrepreneur wanita kami kali ini, Tech in Asia mendapat kesempatan mewawancarai Diajeng untuk membagi kisah perjalanan entrepreneur-nya kepada para pembaca.
Bagaimana Anda bisa masuk ke industri ini? Apa yang membuat Anda mau menjadi entrepreneur?
Diajeng: Banyak dorongan yang melatarbelakangi saya
mendirikan HijUp. Secara internal, saya ingin membuat muslimah yang
mengenakan hijab selalu merasa “UP”, percaya diri, dan merasa bahagia
dengan penampilannya. Secara eksternal, saya ingin mengubah wajah
industri Islamic fashion di Indonesia menjadi lebih baik, lebih sustainable,
dan lebih bermanfaat. Indonesia memiliki potensi besar di bidang
fashion dan tekstil, ditambah lagi dengan populasi muslim terbesar di
dunia, industri fashion muslim bisa menjadi salah satu penopang ekonomi
Indonesia apabila dikelola dengan baik.
Apakah Anda pernah menghadapi kendala dalam perjalanan entrepreneurship tersebut?
Diajeng: Pastinya pernah. Pada saat pertama kali
berdiri, hampir semua hal saya kerjakan sendiri, mulai dari membeli
gantungan baju, menjadi stylist pada saat pemotretan, mengkoordinasi pemotretan, hingga dealing dengan tenant.
Hal itu menjadi tantangan tersendiri bagi saya. Tapi, selain itu masih
banyak tantangan yang saya alami seperti bagaimana caranya meyakinkan
calon tenant dengan ide perusahaan kami. Saat menawarkan jasa
HijUp, tidak jarang ada yang mencibir kami dengan mengatakan bahwa nama
perusahaan kami aneh, hingga tentang hasil foto kami yang jelek. Namun
hal-hal tersebut saya anggap sebagai masukan yang berharga untuk
mengembangkan HijUp menjadi lebih baik lagi.
Bagaimana Anda mencari mentor yang relevan dan orang yang bisa membantu?
Diajeng: Saya mengikuti beberapa seminar dan
kegiatan yang relevan misalnya dengan mengikuti pemilihan entrepreneur.
Dari situ saya bisa bertemu dengan orang yang sudah lebih berpengalaman
dan meminta mereka untuk berbagi ilmu. Meski tidak resmi sebagai mentor,
kita bisa belajar dan menyerap hal-hal positif dari mereka.
Menurut Anda, keahlian dan sikap apa saja yang diperlukan agar sukses di startup teknologi?
Diajeng: Pertama, percaya diri, percaya mimpi, dan
percaya keajaiban Tuhan. Tuhan akan memberi jalan bagi orang-orang yang
berusaha. Kedua, berkoordinasi dan berkomunikasi untuk membangun tim
yang hebat. Selain itu startup juga harus berhubungan baik dengan
berbagai stakeholder.
Apakah saat ini Anda single atau sudah menikah? Bagaimana cara Anda menyeimbangkan kehidupan pribadi dan pekerjaan?
Diajeng: Saya sudah menikah dan sudah dikaruniai
satu orang anak perempuan berusia sembilan bulan. Suami saya juga
seorang founder startup (Achmad Zaky, founder dan CEO Bukalapak). Kami biasanya mengobrol dan sharing tentang banyak hal pada malam dan pagi hari. Yang terpenting adalah saling pengertian, saling memahami, dan saling mendukung.
Nasihat apa yang ingin Anda berikan bagi para entrepreneur wanita lainnya?
Diajeng: Follow your heart, follow your dream.
Ada lagi yang ingin ditambahkan?
Diajeng: Ingin sekali ada komunitas founder startup wanita di Indonesia yang bisa memberikan support system, saling sharing, dan memperkuat satu sama lain.
sumber : Techinasia
EmoticonEmoticon